Showing posts with label Pelajaran Sekolah. Show all posts
Showing posts with label Pelajaran Sekolah. Show all posts

11.2.13

Pengertian Deteksi Tepi

Deteksi tepi (Edge Detection)  pada suatu citra adalah suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi dari obyek-obyek citra. Tepi-tepi ini akan menandai bagian detail citra. Tepi-tepi pada gambar tersebut terletak pada titik-titik yang memiliki perbedaan tinggi. Dengan perbedaan tinggi tersebut tercipta suatu pola atau guratan yang membentuk suatu objek dapat diperoleh menggunakan High Pass Filter (HPF), tujuannya adalah :

















Semoga Bermanfaat



Cara Mudah Cari Uang di Internet KLIK :

10.2.13

Pembelajaran Kooperatif Metode Eksperimen & Metode Diskusi


Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana peserta didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu      mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian basil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mernpunyai tujuan agar peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan­persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Peserta didik juga dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen peserta didik menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan elektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Dalam eksperimen setiap peserta didik harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan mata pelajaran percobaan harus cukup bagi tiap peserta didik.


1.Agar eksperimen itu tidak gagal dan peserta didik menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

2.Dalam eksperimen peserta didik perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.

3.Peserta didik dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.

4.Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah :
1. Perlu dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2.  Memberi penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat sertaa bahan ­bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
3. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan peserta didik. Bila perlu memberi saran atau penanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru haris mengumpulkan hasil penelitian peserta didik, mendiskusikan di kelas  dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atai proses sesuatu. Dengan demikian peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari sesuatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.

Kelebihan metode eksperimen menurut Djamarah :
1.Membuat peserta didik Iebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2.Dalam membimbing peserta didik untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3.Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Kekurangan metode eksperimen menurut Djamarah :
1.Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
2.Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadang kala mahal.
3.Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan kesabaran.
4.Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampaun atau pengendalian.

Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendang (2003;81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreatifitas secara optimal.

Peserta didik diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003;82) meliputi tahap tahap sebagai berikut :
1.Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang di demonstrasikan guru atau dengan mengamati fenornena alam, Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.
2.Pengamatan, merupakan kegiatan peserta didik saat guru melakukan percobaan. Peserta didik diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
Hipotesis awal, Peserta didik dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
3.Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Peserta didik diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
4.Aplikasi konsep setelah peserta didik merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya, kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
5.Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.  Penerapan pembelajam dengan metode eksperimen akan membantu peserta didik untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila peserta didik mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam Kehidupannya. Dengan kata lain, peserta didik memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

Metode eksperimen menurut Al-Farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.

Metode Diskusi (Discussion Method)
Metode diskusi menurut Muhibbin Syah (2000) adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini ini juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belaiar mengajar untuk :
1.Mendorong peserta didik berpikir kritis.
2.Mendorong peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
3.Mendorong peserta didik menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
4.Mengambil satu alternatif jawaban atau beherapa altematif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1.Menyadarkan peserta didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
2.Menyadarkan peserta didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang Iebih baik.
3.Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun 4.berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.

Menurut (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
1.Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
2.Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3.Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4.Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal

Diskusi menurut Eng Tek ( 2001: 27) adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran.

Kelebihan metode diskusi :
1.Suasana kelas hidup, sebab peserta didik mengarahkan pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
2.Peserta didik berlatih kritis untuk mempertimbangkan pendapat teman­temannya, kemudian menentukan sikap, menerima, menolak atau tidak berpendapat sama sekali.
3.Dapat meningkatkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.

Kelemahan metode diskusi :
1.Diskusi pada umunmya dikuasai oleh peserta didik yang gemar berbicara.
2.Bagi peserta didik yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
3.Banyak waktu terpakai, tapi hasilnya kadang-kadang tidak seperti yang diharapkan.
4.Sukar dapat digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar, tetapi bukan tidak mungkin.

Cara mengatasi kelemahan metode diskusi ada beberapa cara yang dapat diupayakan antara lain dengan memperhatikan persyaratan berikut :
1.Tingkat kemampuan peserta didik.
2.Tingkat kesukaran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dibimbing langsung oleh guru.
3.Kalau pimpinan diskusi diberikan kepada peserta didik hendaknya diatur secara bergiliran.
4.Guru tidak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada peserta didik, perlu bimbingan dan kontrol.
5.Guru mengusahakan seluruh peserta didik ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi.
6.Diusahakan supaya peserta didik mendapat giliran berbicara dan peserta didik lain belajar bersabar mendengarkan pendapat temannya.






9.2.13

Pengertian Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling bergantian antar sesama peserta didik sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata (Abdurrahman dan Bintoro, dalam Nurhadi, 2004:61). Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar yang berorientasi pada peserta didik, dimana peserta didik dalam belajar dibagi atas kelompok-kelompok kecil, peserta didik belajar bersama, saling membantu, dan saling berdiskusi bersama-lama dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Seperti yang diungkapkan oleh Slavin (1995:2) teknik pembelajaran kooperatif adalah berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik bekerja di dalani kelompok kecil saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi tertentu.



Menurut Rahayu (1998:157) terdapat lima unsur dasar yang harus ada dalam pembelajaran kooperatif yaitu:

1.SALING KETERGANTUNGAN POSITIF (positive interdependence)
Peserta didik harus merasa bahwa mereka saling tergantung secara positif dan saling terkait antar sesama anggota kelompok. Mereka akan merasa tidak akan sukses apabila anggota kelompok yang lain tidak sukses. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha tiap anggotanya. Agar situasi kooperatif  benar-benar terwujud, maka peserta didik harus yakin bahwa hubungan antar  peserta didik yang satu dengan yang lain akan membantu peserta didik yang kurang sukses menjadi lebih sukses. Realisasinya adalah anggota kelompok yang pandai dituntut untuk membantu teman sckelompok yang belum mengerti dan anggota kelompok yang belum mengerti diminta untuk bertanya kepada tcmannya yang lebih mengerti.

2.INTERAKSI LANGSUNG (face to face interaction)
Hasil belajar yang terbaik dapat diperoleh dengan adanya komunikasi verbal antar peserta didik yang didukung oleh saling ketergantungan positif untuk memaksimalkan keuntungan-keuntungan belajar kooperatif. Mengharuskan anggota kclompok untuk belajar berbicara satu sama lain, saling membantu dalam mengerjakan tugas yang sulit, mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada, dan memberikan ide-ide baru. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran satu kepala saja. Realisasinya adalah pada saat belajar kelompok, semua anggota kelompok duduk melingkar dan saling berhadapan sehingga mudah dalam berinteraksi dengan anggota kelompoknya.

3.PERTANGGUNGJAWABAN INDIVIDU (individual accountability)
Pada suatu kelompok masing-masing peserta didik harus memiliki rasa tanggung jawab agar dapat menyumbang, mendukung, membantu, satu sama lain untuk menguasai materi yang dijadikan pokok bahasan. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab pula terhadap hasil belajar kelompok. Tanggung jawab tersebut difokuskan pada aktivitas saling memberikan bantuan satu sama lain dalam kelompok dan saling meyakinkan temannya untuk siap menghadapi tes individual.

4.KETRAMPILAN BERINTERAKSI ANTAR INDIVIDU DAN KELOMPOK (interpersonal and small group skit)
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat, sehingga dalam kelompok tercipta interaksi yang dinamis untuk saling belajar dan membelajarkan sebagai bagian dari proses belajar kooperatif. Realisasinya adalah setiap anggota kelompok hendaknya berani menyampaikan pendapat atau gagasannya dan harus dapat mendengarkan dengan baik pcnjelasan temannya pada saat belajar dalam kelompok.

5.KEEFEKTIFAN PROSES KELOMPOK (group processing)
Peserta didik memproses keefektilan kelompok belajamya dengan cara menjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang belajar dan mana yang tidak, serta membuat keputusan tindakan yang dapat dilanjutkan atau yang perlu diubah. Realisasinya adalah sermua anggota kelompok berusaha agar terjadi diskusi secara aktif dalam kelompoknya.

Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik diberi kesempatan untuk mendiskusikan cara pemecahan masalah, menentukan strategi pemecahan masalah dan menghubungkan suatu masalah dengan masalah lain yang telah diketahui sebelunmya. Selain itu peserta didik dituntut untuk bisa bekerjasama mendengarkan pendapat orang lain dan saling membantu dan menghubungkan pengetahuan bau dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Dari uraian tersebut dapat diperoleh pengertian bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil yang mempunyai kemampuan berbeda untuk bertanggung jawab atas keberhasilan individu dalam kelompoknya.


Semoga Bermanfaat ..........












8.2.13

Pengertian Self Efficacy Menurut Para Ahli















Semoga Bermanfaat ...........


29.1.13

Alat Alat Optik Dalam Pelajaran Fisika


MATA DAN KACA MATA
Dalam mata terdapat lensa pembentuk bayangan, Bentuk Lensa Mata dan fungsi lensa mata sebagai alat optik diperlihatkan pada model mata di bawah ini :


Keterangan :
a : Lensa Mata
b : Kornea Mata
c : Iris
d : Pupil (Anak Mata)
e : Benda Gelas
f : Retina (Bintik Bintik Kuning)

Pada mata terdapat benda bening berbentuk cembung yang punya sifat tembus cahaya dan dapat meneruskan cahaya yang jatuh. Benda bening tersebut disebut “Lensa Mata”, cahaya yang jatuh melalui lensa mata ini akan mengalami proses pembiasan seperti pada lensa cembung yang terbuat dari kaca sehingga lensa mata dapat berfungsi sebagai optik.

Berdasarkan tingkat kelenturan lensa untuk berakomodasi, keadaan mata terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
Mata Normal (Emetropi)
Mata normal dapat melihat obyek dengan jelas yang terletak diantara jarak tak terhingga sehingga sampai jarak kira kira 25 cm di depan mata,
(PR = ~ dan PP = 25 cm)

Pembentukan Bayangan oleh Lensa Mata
Pertama :
Pembentukan bayangan oleh lensa mata dalam keadaan tanpa akomodasi

Kedua :
Pembentukan bayangan oleh lensa mata dalam keadaan berakomodasi maksimum.


Cacat Mata
Mata Terang Dekat / Rabun (Miopi) :
Lensa mata memiliki PP < 25 cm dan PR < ~ . Cacat mata ini disebabkan lensa mata terlalu kuat dalam membiaskan sinar, sehingga bayangan benda terletak di depan retina. Cacat mata ini dapat dibantu dengan kacamata berlensa negatif
Untuk menentukan ukuran digunakan persamaan sebagai berikut :


Kaca mata untuk Miopi :


Mata Rabun Dekat (Hypermetropi):
Lensa mata memiliki PP < 25 cm dan PR = ~. Cacat mata ini disebabkan lensa mata terlalu lemah dalam membiaskan sinar, sehingga bayangan benda terletak di belakang retina , Penderita cacat mata ini dibantu dengan kaca mata berlensa positif.
Kacamata untuk Hypermetropi dan Presbiopi :


Kekuatan lensa dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
  

Mata Tua (Presbiopi) :
Lensa mata dengan PP >25 cm dan PR = ~. Cacat mata ini disebabkan karena tidak dapat melihat benda benda  yang jauh dengan jelas dan dapat melihat benda pada jarak baca normal. Hal ini disebabkan daya akomodasi yang berkurang, penderita ini dapat dibantu dengan kaca mata berlensa rangkap (Bivokal)

Astigmatisme :
Cacat mata ini disebabkan kornea mata yang tidak berbentuk bola, tetapi lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang yang lain, cacat mata ini tidak dapat membedakan garis horizontal dan vertikal bersama sama, penderita cacat mata ini dapat dibantu dengan kaca mata silindris.



KAMERA FOTOGRAFI
Kamera adalah alat untuk memperoleh gambar dari suatu obyek atau benda dengan bantuan cahaya dan lensa cembung, Bayangan benda atau gambar yang dihasilkan oleh lensa dibentuk pada film.
Pembentukan bayangan oleh lensa kamera adalah sebagai berikut :

Sebuah kamera terletak di depan lensa cembung, maka terbentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.
Fungsi kamera adalah untuk membentuk bayangan nyata yang jelas dari suatu benda pada film fotografi.

LUP (Kaca Pembesar)
Untuk memperbesar sudut lihat tetapi benda tetap tampak jelas digunakan lensa cembung sebagai Lup, dalam menggunakan Lup, dikenal 2 cara pengamatan yaitu pengamatan dengan mata berkomodasi dan pengamatan dengan mata tidak berakomodasi.

Pembentukan bayangan dengan lup adalah sebagai berikut :


Sn : jarak dekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata normal (Sn = 25 cm). pada saat ini maya akan berakomodasi maximum
α : sudut penglihatan tanpa lup
β : sudut penglihatan lup
Perbesaran anguler lup dirumuskan sebagai berikut :


Mikroskop
Untuk melihat benda benda renik dibutuhkan alat optik yang dapat memperbesar sampai ratusan bahkan ribuan kali, Mikroskop terdiri atas 2 buah lensa positif. Lensa yang dekat dengan mata disebut Lensa Okuler yang bertindak sebagai Lup, sedangkan lensa yang dekat benda (obyek) disebut lensa obyek Tif.
Dalam menggunakan mikroskop dikenal 2 cara pengamatan yaitu pengamatan dngan mata berkomodasi dan pengamatan dengan mata tak berakomodasi.
Untuk mata yang tak berakomodasi digambarkan sebagai berikut :


Sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop adalah : diperbesar, maya dan terbalik
Perbesaran mikroskop dirumuskan sebagai berikut :
Panjang Mikroskop :
Untuk mata yang berakomodasi maximum digambarkan sebagai berikut :


Perbesarannya :


Teropong
Alat ini banyak digunakan untuk mengamati benda benda yang jauh agar tampak lebih dekat dan jelas, pada dasarnya teropong memiliki lensa obyektif dan lensa okuler.

Ada 2 macam Penggolongan Teropong, yaitu :
1.Teropong lensa (Teropong biasa) yang dibagi atas, Teropong bintang atau Teropong astronomi, teropong bumi damn teropong tonil panggung atau Galileo.
2.Teropong cermin (Teropong pantul)

Teropong Bintang
Sama halnya dengan mikroskop, yang menggunakan 2 lensa positif, Bedanya benda yang diamati berada jauh tak terbatas, sehingga bayangan oleh obyektifnya akan berada pada titik fokus lensa obyektif. Untuk mata tak berakomodasi bayangan juga harus jatuh pada titik fokus lensa okuler (Fob berimpit dengan Kok).

Untuk mata berakomodasi maksimum, Perbesaran teropong (y) dirumuskan sebagai berikut :

Panjang Teropong

Untuk mata tidak berakomodasi, Perbesaran teropong (y) dirumuskan sebagai berikut :

Panjang Teropong



Teropong Bumi
Teropong ini digunakan untuk melihat obyek obyek di Bumi yang jauh, agar bayangan  yang dihasilkan tidak terbalik, teropong ini dilengkapi dengan lensa pembalik.


Perbesaran teropong bumi dirumuskan sebagai berikut :


Panjang teropong (jarak Fob-ok)






 Cara Mudah Cari Uang di Internet  ( TANPA MODAL)  -  KLIK :

Apa Yang Anda Cari ?