Klik dan Abaikan Iklan, lalu Klik "Lewati"
Showing posts with label Pelajaran Sekolah. Show all posts
Showing posts with label Pelajaran Sekolah. Show all posts
8.3.13
11.2.13
Pengertian Deteksi Tepi
Deteksi tepi (Edge Detection) pada suatu citra
adalah suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi dari obyek-obyek citra.
Tepi-tepi ini akan menandai bagian detail citra. Tepi-tepi pada gambar tersebut
terletak pada titik-titik yang memiliki perbedaan tinggi. Dengan perbedaan
tinggi tersebut tercipta suatu pola atau guratan yang membentuk suatu objek
dapat diperoleh menggunakan High Pass Filter (HPF), tujuannya adalah :
2.Untuk memperbaiki detail dari citra yang kabur, yang terjadi karena error
atau adanya efek dari proses akuisisi citra
Tepi (Edge) adalah beberapa bagian dari citra
di mana intensitas kecerahan berubah secara drastis. Dalam objek berdimensi
satu, perubahan dapat diukur dengan menggunakan fungsi turunan (derivative
function). Perubahan mencapai maksimum pada saat nilai turunan pertamanya
mencapai nilai maksimum atau nilai turunan kedua (2ndderivative)
bernilai 0.
Operator Robert adalah nama lain dari teknik
differensial yang sedang dikembangkan, yaitu differensial pada arah horisontal
dan differensial pada arah vertikal, dengan ditambahkan proses konversi biner
setelah dilakukan differensial. Teknik konversi biner yang disarankan adalah
konversi biner dengan meratakan distribusi warna hitam dan putih.
10.2.13
Pembelajaran Kooperatif Metode Eksperimen & Metode Diskusi
Menurut Roestiyah
(2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana
peserta didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian basil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mernpunyai tujuan agar
peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau
persoalanpersoalan
yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Peserta didik juga dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah.
Dengan eksperimen peserta didik
menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien
dan elektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Dalam eksperimen setiap peserta didik harus mengadakan
percobaan, maka jumlah alat dan bahan mata pelajaran percobaan harus
cukup bagi tiap peserta didik.
1.Agar eksperimen itu tidak gagal dan peserta didik
menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya
tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan
percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
2.Dalam eksperimen peserta didik perlu teliti dan
konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka
perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga menemukan pembuktian kebenaran dari
teori yang dipelajari itu.
3.Peserta didik dalam eksperimen adalah sedang
belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka
disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan
jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen
itu.
4.Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti
masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan
manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga
masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Prosedur eksperimen
menurut Roestiyah (2001:81) adalah :
1. Perlu
dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami
masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Memberi
penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat sertaa bahan bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat,
urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
3. Selama
eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan peserta didik. Bila perlu
memberi saran atau penanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4. Setelah
eksperimen selesai guru haris mengumpulkan hasil penelitian peserta didik,
mendiskusikan di kelas dan mengevaluasi
dengan tes atau tanya jawab.
Metode eksperimen menurut Djamarah
(2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses
belajar mengajar dengan metode eksperimen, peserta didik diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, keadaan atai proses sesuatu. Dengan demikian peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran atau mencoba mencari sesuatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Kelebihan metode
eksperimen menurut Djamarah :
1.Membuat
peserta didik Iebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya.
2.Dalam membimbing peserta didik untuk membuat
terobosan-terobosan baru
dengan penemuan hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3.Hasil-hasil
percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Kekurangan metode
eksperimen menurut Djamarah :
1.Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang
sains dan teknologi.
2.Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadang kala mahal.
3.Metode
ini menuntut ketelitian, keuletan dan kesabaran.
4.Setiap
percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada
faktor faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampaun atau
pengendalian.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendang
(2003;81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk
pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang
dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreatifitas secara optimal.
Peserta didik diberi kesempatan untuk
menyusun sendiri konsep konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat
diaplikasikan dalam kehidupannya.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut
Palendeng
(2003;82) meliputi tahap tahap sebagai berikut :
1.Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan
percobaan yang
di demonstrasikan guru atau dengan mengamati fenornena alam, Demonstrasi ini
menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan
dipelajari.
2.Pengamatan,
merupakan kegiatan peserta didik saat guru melakukan percobaan. Peserta didik
diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
Hipotesis
awal, Peserta didik dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil
pengamatannya.
3.Verifikasi,
kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan
dilakukan melalui kerja kelompok. Peserta didik diharapkan merumuskan hasil
percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
4.Aplikasi
konsep setelah peserta didik merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya
diaplikasikan dalam kehidupannya, kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang
telah dipelajari.
5.Evaluasi
merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajam
dengan metode eksperimen akan membantu peserta didik untuk memahami konsep.
Pemahaman konsep dapat diketahui apabila
peserta didik mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam Kehidupannya. Dengan kata lain, peserta didik memiliki kemampuan untuk
menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait
dengan pokok bahasan.
Metode eksperimen
menurut Al-Farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu
masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada
prinsip metode ilmiah.
Metode
Diskusi (Discussion Method)
Metode diskusi menurut Muhibbin Syah (2000)
adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
solving). Metode ini ini juga disebut sebagai diskusi kelompok (group
discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode
diskusi diaplikasikan dalam proses belaiar mengajar untuk :
1.Mendorong
peserta didik berpikir kritis.
2.Mendorong
peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
3.Mendorong
peserta didik menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
4.Mengambil
satu alternatif jawaban atau beherapa altematif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang
seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1.Menyadarkan peserta didik bahwa masalah
dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
2.Menyadarkan peserta didik bahwa dengan
berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga
dapat diperoleh keputusan yang Iebih baik.
3.Membiasakan peserta didik untuk
mendengarkan pendapat orang lain sekalipun 4.berbeda dengan pendapatnya dan
membiasakan bersikap toleransi.
Menurut (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
1.Tidak
dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
2.Peserta
diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3.Dapat
dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4.Biasanya orang menghendaki pendekatan yang
lebih formal
Diskusi menurut Eng
Tek ( 2001: 27) adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat pemunculan
ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran.
Kelebihan metode diskusi :
1.Suasana
kelas hidup, sebab peserta didik mengarahkan pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
2.Peserta
didik berlatih kritis untuk mempertimbangkan pendapat temantemannya, kemudian
menentukan sikap, menerima, menolak atau tidak berpendapat sama sekali.
3.Dapat meningkatkan prestasi kepribadian individual
seperti toleransi, sikap demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis
dan sebagainya.
Kelemahan metode diskusi :
1.Diskusi
pada umunmya dikuasai oleh peserta didik yang gemar berbicara.
2.Bagi
peserta didik yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari
tanggung jawab.
3.Banyak
waktu terpakai, tapi hasilnya kadang-kadang tidak seperti yang diharapkan.
4.Sukar
dapat digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar, tetapi bukan tidak mungkin.
Cara mengatasi kelemahan metode diskusi ada
beberapa cara yang dapat diupayakan antara lain dengan memperhatikan
persyaratan berikut :
1.Tingkat
kemampuan peserta didik.
2.Tingkat
kesukaran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dibimbing langsung oleh
guru.
3.Kalau
pimpinan diskusi diberikan kepada peserta didik hendaknya diatur secara
bergiliran.
4.Guru
tidak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada peserta didik, perlu
bimbingan dan kontrol.
5.Guru
mengusahakan seluruh peserta didik ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi.
6.Diusahakan
supaya peserta didik mendapat giliran berbicara dan peserta didik lain belajar
bersabar mendengarkan pendapat temannya.
9.2.13
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling bergantian antar sesama peserta didik sebagai latihan hidup di dalam
masyarakat nyata (Abdurrahman dan Bintoro, dalam Nurhadi, 2004:61).
Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan
belajar yang berorientasi pada peserta didik, dimana peserta didik dalam belajar dibagi atas kelompok-kelompok kecil,
peserta didik belajar bersama, saling
membantu, dan saling berdiskusi bersama-lama dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Seperti
yang diungkapkan oleh Slavin (1995:2) teknik pembelajaran kooperatif
adalah berbagai metode pembelajaran yang
memungkinkan para peserta didik bekerja di dalani kelompok kecil saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi tertentu.
Menurut Rahayu (1998:157) terdapat lima unsur
dasar yang harus ada dalam
pembelajaran kooperatif yaitu:
1.SALING KETERGANTUNGAN POSITIF (positive interdependence)
Peserta didik harus merasa bahwa mereka saling tergantung
secara positif dan saling terkait antar sesama
anggota kelompok. Mereka akan merasa tidak
akan sukses apabila anggota kelompok yang lain tidak sukses. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha
tiap anggotanya. Agar situasi kooperatif
benar-benar terwujud, maka peserta didik harus yakin bahwa hubungan
antar peserta didik yang satu dengan
yang lain akan membantu peserta didik yang kurang sukses menjadi lebih sukses.
Realisasinya adalah anggota kelompok yang
pandai dituntut untuk membantu teman sckelompok yang belum mengerti dan
anggota kelompok yang belum mengerti diminta untuk
bertanya kepada tcmannya yang lebih mengerti.
2.INTERAKSI LANGSUNG (face to face interaction)
Hasil belajar yang
terbaik dapat diperoleh dengan adanya komunikasi verbal antar peserta didik yang didukung oleh saling ketergantungan
positif untuk memaksimalkan keuntungan-keuntungan belajar kooperatif. Mengharuskan anggota kclompok untuk belajar
berbicara satu sama lain, saling membantu dalam mengerjakan tugas yang
sulit, mengatasi permasalahan-permasalahan
yang ada, dan memberikan ide-ide baru. Hasil pemikiran beberapa kepala
akan lebih kaya daripada hasil pemikiran satu kepala
saja. Realisasinya adalah pada saat belajar kelompok, semua anggota kelompok duduk melingkar dan saling berhadapan sehingga
mudah dalam berinteraksi dengan
anggota kelompoknya.
3.PERTANGGUNGJAWABAN INDIVIDU (individual accountability)
Pada
suatu kelompok masing-masing peserta didik harus memiliki rasa tanggung
jawab agar dapat menyumbang, mendukung, membantu, satu sama lain untuk menguasai materi
yang dijadikan pokok bahasan. Setiap anggota kelompok
bertanggung jawab pula terhadap hasil belajar kelompok. Tanggung jawab tersebut difokuskan pada aktivitas saling
memberikan bantuan satu sama lain dalam kelompok dan saling meyakinkan
temannya untuk siap menghadapi tes
individual.
4.KETRAMPILAN
BERINTERAKSI ANTAR INDIVIDU DAN KELOMPOK (interpersonal and small group skit)
Keberhasilan suatu
kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat, sehingga dalam
kelompok tercipta interaksi yang dinamis untuk saling belajar dan membelajarkan
sebagai bagian dari proses belajar kooperatif. Realisasinya adalah setiap
anggota kelompok hendaknya berani menyampaikan
pendapat atau gagasannya dan harus dapat mendengarkan dengan baik
pcnjelasan temannya pada saat belajar dalam kelompok.
5.KEEFEKTIFAN PROSES KELOMPOK (group processing)
Peserta didik
memproses keefektilan kelompok belajamya dengan cara menjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang belajar dan mana yang tidak,
serta membuat keputusan tindakan yang dapat dilanjutkan atau yang perlu diubah.
Realisasinya adalah sermua anggota kelompok berusaha agar terjadi diskusi
secara aktif dalam kelompoknya.
Dalam pembelajaran
kooperatif peserta didik diberi kesempatan untuk mendiskusikan cara
pemecahan masalah, menentukan strategi pemecahan masalah dan menghubungkan suatu
masalah dengan masalah lain yang telah diketahui
sebelunmya. Selain itu peserta didik dituntut untuk bisa bekerjasama
mendengarkan pendapat orang lain dan saling membantu dan menghubungkan
pengetahuan bau dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Dari
uraian tersebut dapat diperoleh pengertian bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil
yang mempunyai kemampuan berbeda untuk bertanggung
jawab atas keberhasilan individu dalam kelompoknya.
8.2.13
29.1.13
Alat Alat Optik Dalam Pelajaran Fisika
MATA DAN KACA MATA
Dalam mata
terdapat lensa pembentuk bayangan, Bentuk Lensa Mata dan fungsi lensa mata
sebagai alat optik diperlihatkan pada model mata di bawah ini :
Keterangan :
a : Lensa
Mata
b : Kornea
Mata
c : Iris
d : Pupil
(Anak Mata)
e : Benda
Gelas
f : Retina (Bintik Bintik Kuning)
Pada
mata terdapat benda bening berbentuk cembung yang punya sifat tembus cahaya dan
dapat meneruskan cahaya yang jatuh. Benda bening tersebut disebut “Lensa Mata”, cahaya yang jatuh melalui
lensa mata ini akan mengalami proses pembiasan seperti pada lensa cembung yang
terbuat dari kaca sehingga lensa mata dapat berfungsi sebagai optik.
Berdasarkan
tingkat kelenturan lensa untuk berakomodasi, keadaan mata terdiri dari beberapa
jenis, yaitu sebagai berikut :
Mata Normal (Emetropi)
Mata
normal dapat melihat obyek dengan jelas yang terletak diantara jarak tak
terhingga sehingga sampai jarak kira kira 25 cm di depan mata,
(PR
= ~ dan PP = 25 cm)
Pembentukan
Bayangan oleh Lensa Mata
Pertama :
Pembentukan
bayangan oleh lensa mata dalam keadaan tanpa akomodasi
Kedua :
Pembentukan
bayangan oleh lensa mata dalam keadaan berakomodasi maksimum.
Cacat Mata
Mata Terang Dekat / Rabun (Miopi) :
Lensa
mata memiliki PP < 25 cm dan PR < ~ . Cacat mata ini disebabkan lensa
mata terlalu kuat dalam membiaskan sinar, sehingga bayangan benda terletak di
depan retina. Cacat mata ini dapat dibantu dengan kacamata berlensa negatif
Untuk
menentukan ukuran digunakan persamaan sebagai berikut :
Kaca
mata untuk Miopi :
Mata Rabun Dekat (Hypermetropi):
Lensa
mata memiliki PP < 25 cm dan PR = ~. Cacat mata ini disebabkan lensa mata
terlalu lemah dalam membiaskan sinar, sehingga bayangan benda terletak di
belakang retina , Penderita cacat mata ini dibantu dengan kaca mata berlensa
positif.
Kacamata
untuk Hypermetropi dan Presbiopi :
Kekuatan
lensa dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Mata Tua (Presbiopi) :
Lensa
mata dengan PP >25 cm dan PR = ~. Cacat mata ini disebabkan karena tidak
dapat melihat benda benda yang jauh
dengan jelas dan dapat melihat benda pada jarak baca normal. Hal ini disebabkan
daya akomodasi yang berkurang, penderita ini dapat dibantu dengan kaca mata
berlensa rangkap (Bivokal)
Astigmatisme
:
Cacat
mata ini disebabkan kornea mata yang tidak berbentuk bola, tetapi lebih
melengkung pada satu bidang dari pada bidang yang lain, cacat mata ini tidak
dapat membedakan garis horizontal dan vertikal bersama sama, penderita cacat
mata ini dapat dibantu dengan kaca mata silindris.
KAMERA
FOTOGRAFI
Kamera
adalah alat untuk memperoleh gambar dari suatu obyek atau benda dengan bantuan
cahaya dan lensa cembung, Bayangan benda atau gambar yang dihasilkan oleh lensa
dibentuk pada film.
Pembentukan
bayangan oleh lensa kamera adalah sebagai berikut :
Sebuah
kamera terletak di depan lensa cembung, maka terbentuk bayangan nyata, terbalik
dan diperkecil.
Fungsi
kamera adalah untuk membentuk bayangan nyata yang jelas dari suatu benda pada
film fotografi.
LUP (Kaca
Pembesar)
Untuk
memperbesar sudut lihat tetapi benda tetap tampak jelas digunakan lensa cembung
sebagai Lup, dalam menggunakan Lup, dikenal 2 cara pengamatan yaitu pengamatan
dengan mata berkomodasi dan pengamatan dengan mata tidak berakomodasi.
Pembentukan
bayangan dengan lup adalah sebagai berikut :
Sn
: jarak dekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata normal (Sn =
25 cm). pada saat ini maya akan berakomodasi maximum
α
: sudut penglihatan tanpa lup
β
: sudut penglihatan lup
Perbesaran
anguler lup dirumuskan sebagai berikut :
Mikroskop
Untuk
melihat benda benda renik dibutuhkan alat optik yang dapat memperbesar sampai
ratusan bahkan ribuan kali, Mikroskop terdiri atas 2 buah lensa positif. Lensa
yang dekat dengan mata disebut Lensa Okuler yang bertindak sebagai Lup,
sedangkan lensa yang dekat benda (obyek) disebut lensa obyek Tif.
Dalam
menggunakan mikroskop dikenal 2 cara pengamatan yaitu pengamatan dngan mata
berkomodasi dan pengamatan dengan mata tak berakomodasi.
Untuk
mata yang tak berakomodasi digambarkan sebagai berikut :
Sifat
bayangan yang dibentuk oleh mikroskop adalah : diperbesar, maya dan terbalik
Perbesaran
mikroskop dirumuskan sebagai berikut :
Panjang
Mikroskop :
Untuk
mata yang berakomodasi maximum digambarkan sebagai berikut :
Perbesarannya
:
Teropong
Alat ini banyak digunakan untuk
mengamati benda benda yang jauh agar tampak lebih dekat dan jelas, pada
dasarnya teropong memiliki lensa obyektif dan lensa okuler.
Ada 2 macam Penggolongan Teropong, yaitu :
1.Teropong lensa (Teropong biasa)
yang dibagi atas, Teropong bintang atau Teropong astronomi, teropong bumi damn
teropong tonil panggung atau Galileo.
2.Teropong cermin (Teropong pantul)
Teropong Bintang
Sama halnya dengan mikroskop, yang
menggunakan 2 lensa positif, Bedanya benda yang diamati berada jauh tak
terbatas, sehingga bayangan oleh obyektifnya akan berada pada titik fokus lensa
obyektif. Untuk mata tak berakomodasi bayangan juga harus jatuh pada titik
fokus lensa okuler (Fob berimpit dengan Kok).
Untuk mata berakomodasi maksimum,
Perbesaran teropong (y) dirumuskan sebagai berikut :
Panjang Teropong
Untuk mata tidak berakomodasi,
Perbesaran teropong (y) dirumuskan sebagai berikut :
Panjang Teropong
Teropong Bumi
Teropong ini digunakan untuk melihat
obyek obyek di Bumi yang jauh, agar bayangan
yang dihasilkan tidak terbalik, teropong ini dilengkapi dengan lensa
pembalik.
Perbesaran teropong bumi dirumuskan
sebagai berikut :
Subscribe to:
Posts (Atom)