Teori motivasi adalah suatu pandangan tentang cara
atau sistem pemberian motivasi, yang sampai batas-batas tertentu bersifat
normatif, dalam arti didalamnya terdapat prinsip-prinsip, norma-norma yang
dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam memberikan motivasi kepada
orang-orang, atau kelompok tertentu. Ada 3 macam teori tentang motivasi ini
yang sangat dikenal, yaitu (1) Teori Kebutuhan Maslow, (2) Teori Dua
Faktor Herzberg, dan (3) Teori Kebutuhan McClelland.
Teori Kebutuhan dari Abraham H. Maslow
”Motivasi adalah tindakan atau tingkah laku suatu
organisasi pada suatu saat tertentu biasanya ditentukan oleh kebutuhan yang
mendesak. Oleh karena itu bagi setiap pimpinan nampaknya perlu mempunyai suatu
pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan yang sangat penting bagi manusia pada
umumnya”.
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Maslow yaitu
teori motivasi yang berdasarkan pada hirarki kebutuhan secara individu yang
membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan. Kebutuhan yang lebih tinggi akan
mendorong seseorang untuk mendapatkan kebutuhan tersebut setelah kebutuhan yang
lebih rendah (sebelumnya) terpuaskan.
Milkovic and Bondreu mengemukakan mengenai inti dari teori
Maslow adalah :
·
Physiological needs : the need to food, drink, sheller, and relief
from pain.
·
Safety and security needs : the need for freedom from threat, that
is, the security from threating events or surroundings.
·
Social needs : the need for friendship, affiliation, interaction,
belonging ness, and love.
·
Esteem needs : the needs for self-esteem and also a need for
recognition or respect from others.
·
Self actualization needs : the need to full fill oneself by
maximizing the use of abilities, skill, and potential. (Maslow, Abraham, H, 1994:167)
Menurut Maslow kebutuhan utama manusia terdapat pada tingkatan paling
bawah atau pertama, yaitu kebutuhan fisiologis yaitu terdiri dari kebutuhan
untuk makan, minum, perumahan dan lain sebagainya. Kebutuhan pada tingkat kedua
berupa kebutuhan keselamatan dan keamanan yaitu diantaranya kebutuhan
perlindungan dari bahaya, ancaman dan sebagainya. Kebutuhan pada tingkat ketiga
adalah kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan rasa cinta kasih, kepuasan dalam
menjalin hubungan dengan yang lain, kepuasan diterima oleh kelompok, rasa
kekeluargaan, persahabatan, saling hormat menghormati, kasih sayang, dan
sebagainya. Kebutuhan tingkat keempat berupa kebutuhan penghargaan, yaitu
kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan
berprestasi. Kebutuhan pada tingkat kelima adalah aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan pemenuhan dan pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas,
ekspresi diri, dan melakukan apa yang paling cocok serta penyelesaian pekerjaan
secara mandiri.
Maslow mengemukakan bahwa seseorang berusaha untuk memenuhi
kebutuhan yang lebih pokok sebelum mengarahkan perilaku untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan-kebutuhan itu saling menopang
satu sama lainnya. Suatu kebutuhan yang lebih rendah tidak lalu hilang bila
kebutuhan yang lebih tinggi muncul. Hal yang paling penting dalam pemikiran
Maslow yaitu kebutuhan yang telah dipenuhi akan menurun daya motivasinya
dibandingkan kebutuhan yang belum dipenuhi, kebutuhan yang telah terpenuhi
tersebut masih mempengaruhi perilaku, hanya intensitasnya lebih kecil.
Teori Dua Faktor dari
Frederich Herzberg
“Motivasi adalah suatu kekuatan pendorong dibalik perilaku manusia.
Motivasi menjuruskan daya upaya ke arah pekerjaan”.
Herzberg membagi kebutuhan menjadi dua kategori, yaitu faktor pemuas
(motivation factor) yang disebut
dengan satisfies atau instrict motivation dan faktor
pemeliharaan (maintenance factor)
yang disebut dengan dissatisfier atau
extrinsic motivation (Gibson, James L, John Ivancevich and James H., Donnely,
1996:144). Pengertian masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut :
·
Dissatisfiers atau hygiene atau extrinsic factors yaitu serangkaian
kondisi ekstrinsik, yaitu merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia dan kesehatan.
Faktor ini disebut juga sebagai sumber ketidakpuasan (dissatisfier) yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik,
dimana faktor ini meliputi kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi
kerja, status, prosedur perusahaan, serta mutu dan supervisi dari hubungan
interpersonal di antara teman sejawat dan antara atasan dan bawahan. Apabila
kondisi tersebut di atas tidak ada dalam lingkup pekerjaannya, maka dapat
menimbulkan rasa tidak puas para pegawai.
·
Satisfiers atau motivators atau intrinsic
factor, berarti faktor ini bersumber dari dalam diri seorang pegawai.
Faktor motivator ini merupakan kondisi yang mampu memuaskan dan mendorong
seorang pegawai untuk bekerja lebih giat. Faktor motivator ini meliputi
prestasi yang diraih (achievement),
pengakuan yang lain (recognition),
tanggung jawab (responsibility),
peluang untuk maju (advancement),
kepuasan kerja itu sendiri (the work it
self), dan kemungkinan pengembangan karier (the possibility of growth). Apabila kondisi tersebut terdapat dalam
pekerjaan, maka akan menggerakkan motivasi yang dapat menghasilkan prestasi
kerja yang baik.
Jadi penemuan penting dari hasil penelitian Herzberg ini adalah
bahwa manajer perlu memahami faktor-faktor apa yang dapat digunakan untuk
memotivasi para karyawan. Sedangkan faktor pemeliharaan sebagai faktor negatif
dapat mengurangi ketidakpuasan kerja dan menghindarkan masalah, tetapi tidak
akan dapat digunakan untuk memotivasi bawahan dan hanya faktor positiflah yang
dapat digunakan untuk memotivasi para karyawan.
Teori Kebutuhan dari
McClelland
McClelland menyatakan bahwa seseorang dianggap merupakan motivasi
untuk berprestasi apabila ia mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu hanya
untuk bisa berprestasi lebih baik dibanding dengan prestasi orang lain.
(Reksohadiprojo, Sukanto dan T. Hani Handoko, 1998:208).
McClelland membagi kebutuhan pokok yang berhubungan dengan perilaku
pekerja dalam instansi menjadi 3 (tiga) yaitu :
The Need for affiliation (n.Aff)
N.Aff atau kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan-kebutuhan manusia
agar selalu bisa berhubungan dengan individu lain atau dengan lingkungannya,
kebutuhan afiliasi ini mirip dengan kebutuhan sosial dan Maslow.
The need for power (n.Pow)
Kebutuhan kekuasaan (n.Pow) adalah kebutuhan manusia untuk selalu
bisa tumbuh dan berkembang, kebutuhan kekuasaan mirip dengan kebutuhan akan
penghargaan dari Maslow.
The need for Achievement (n.Ach)
Kebutuhan akan prestasi atau n.Ach (Achievement) merupakan kebutuhan manusia untuk bisa berprestasi,
kebutuhan prestasi ini mirip dengan kebutuhan aktualisasi diri dari Maslow.
Kaitan dari hirarki kebutuhan individu yang dijelaskan oleh Maslow,
Herzberg dan McClelland dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
·
Dari ketiga teori motivasi
tersebut diatas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori motivasi dari
Maslow, dengan alasan :
·
Teori motivasi Maslow dapat
digunakan untuk memotivasi semua tingkatan karyawan, sedangkan teori motivasi
dari Herzberg lebih tepat digunakan untuk memotivasi tingkatan manajer.
·
Teori motivasi McClelland hanya
sedikit memperhatikan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman.