Geografi
Klasik
Geografi
sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan pengetahuan tentang bumi pada masa
tersebut masih dipengaruhi oleh Mitologi. Secara lambat laun pengaruh Mitologi
mulai berkurang seiring dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6
Sebelum Masehi (SM), sehingga corak pengetahuan tentang bumi sejak saat itu
mulai mempunyai dasar ilmu alam dan ilmu pasti dan proses penyelidikan tentang
bumi dilakukan dengan memakai logika.
Kedudukan
Geografi sebagai Ilmu Pengetahuan batasan dan lapangan/objeknya masih
dipertentangkan oleh para ahli sampai abad ke-19. Sampai abad ke-19 corak
susunan isi Geografi hanya berupa uraian tentang penemuan daerah baru, adat
istiadat penduduknya dan gejala serta sifat alam lainnya. Pengumpulan
bahan-bahan tersebut belum diarahkan pencarian hubungan antara satu dengan yang
lainnya serta mencari penyebab mengapa terjadinya hubungan tersebut serta diuraikan
secara Deskriptif.
Pada masa sebelum masehi, pandangan dan paham Geografi dipengaruhi oleh paham Filsafat dan Sejarah. Uraian geografi bersifat sejarah, sedangkan uraian Sejarah bersifat Geografi. Selain itu juga pada masa ini muncul juga tulisan tentang pembuatan peta bumi atau lukisan fisis daerah tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa geografi pada masa ini juga bersifat matematis.
Pada masa sebelum masehi, pandangan dan paham Geografi dipengaruhi oleh paham Filsafat dan Sejarah. Uraian geografi bersifat sejarah, sedangkan uraian Sejarah bersifat Geografi. Selain itu juga pada masa ini muncul juga tulisan tentang pembuatan peta bumi atau lukisan fisis daerah tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa geografi pada masa ini juga bersifat matematis.
Tokoh-tokoh
yang termasuk dalam ketegori Geografi Klasik, adalah :
1. Anaximandros, seorang Yunani yang pada
tahun 550 SM membuat peta Bumi.
Ia beranggapan bahwa bumi berbentuk Silinder. Perbandingan panjang Silinder dan garis tengahnya, adalah 3:1. Bagian bumi yang dihuni manusia menurutnya adalah sebuah pulau berbentuk bulat yang muncul dari laut. Karena pendapatnya tersebut, maka peta bumi yang dibuatnya mirip sebuah jamur.
Ia beranggapan bahwa bumi berbentuk Silinder. Perbandingan panjang Silinder dan garis tengahnya, adalah 3:1. Bagian bumi yang dihuni manusia menurutnya adalah sebuah pulau berbentuk bulat yang muncul dari laut. Karena pendapatnya tersebut, maka peta bumi yang dibuatnya mirip sebuah jamur.
2. Thales (640-548 SM)
Menganggap
bahwa bumi ini berbentuk keping Silinder yang terapung di atas air dengan
separuh bola hampa di atasnya. Pendapat ini hilang seabad kemudian setelah
Parminedes mengemukakan pendapatnya bahwa bumi berbentuk bulat. Kemudian
Heraclides (+ 320 SM) berpendapat bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat
ke timur. Pada masa itu juga sudah dikenal adanya beberapa zone iklim meski
pada waktu itu belum diketahui bahwa kondisi tersebut merupakan akibat dari
letak sumbu bumi yang miring.
Geografi
Abad Pertengahan
Pada
akhir abad pertengahan, uraian-uraian tentang Geografi masih bercirikan hasil
laporan perjalanan, baik perjalanan yang dilakukan melalui darat maupun melalui
laut.
Perjalanan
umat manusia di muka bumi, dilakukan oleh para pedagang yang melakukan
perniagaan antar negara dan antar benua, serta dilakukan oleh para tentara
untuk melakukan peperangan dan meluaskan tanah kekuasaan. Perjalanan melalui
darat yang terkenal adalah "Via Appia" perjalanan darat antara Roma
dan Capua (950 sm), serta "Jalan Sutera" antara Tiongkok dengan Timur
Tengah (abad pertengahan) telah menjadi sumber materi Geografi yang sangat
berharga pada masa itu. Perjalanan yang banyak dilakukan oleh umat manusia
telah merangsang ditemukannya wilayah baru yang sebelumnya belum pernah
terdengar atau diketahui manusia, sehingga masa ini sering disebut Revolusi Geografi.
Pesatnya
perkembangan Geografi juga didorong oleh munculnya gerakan pembaharuan di
bidang Seni, Filsafat, Renesaince, Dan Humanisme Agama (munculnya paham protestanisme) sehingga para sarjana lebih leluasa
dalam mengemukakan pendapatnya tentang keadaan dunia. Pada masa tersebut para
pelancong tidak didorong oleh oleh sekedar hasrat ingin tahu dari luar
horisonnya, tetapi dalam melakukan perjalanan sudah memiliki tujuan tertentu,
yaitu :
1.
Menemukan daerah baru sebagai sumber ekonomis, sebagai daerah koloni, atau
untuk kepentingan perdagangan dengan kata lain sebagai upaya untuk memperoleh
kekayaan (Gold).
2.
Sebagai tugas suci mengembangkan ajaran agamanya masing-masing atau bertujuan
untuk penyebaran agama ke daerah baru (Gospel).
3.
Sebagai akibat negatif yang kemungkinan diduga lebih dahulu dari kedua tujuan
di atas, yaitu karena keperluan peperangan baik karena perebutan daerah sumber
atau daerah pemasaran maupun peperangan akibat bentrokan ajaran agama (Glory).
Walaupun
cara penemuan daerah baru terjadi karena diorong oleh motif dan tujuan
tertentu, yaitu Gold, Glory dan Gospel (3G) namun sifat penulisan geografi dan
yang bersifat geografi masih dilakukan secara deskriptif dalam arti dan
uraiannya itu masih belum dilakukan usaha yang sengaja memberikan uraian
penjelasan (explanation) tentang gejala yang dilukiskannya. Selain tujuan di
atas, perjalanan menjelajahi dunia baru juga dilakukan oleh sebagian orang
dengan tujuan petualangan dan hasil petualangan tersebut telah membuka tabir
dunia dan memperkaya pengetahuan tentang bumi.
Immanuel Kant
Geografi
Modern
Pandangan
ini mulai berkembang pada abad ke-18. Pada masa ini Geografi sudah dianggap
sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari sudut praktis.
Para
tokohnya, adalah :
Immanuel Kant (1724-1804), seorang ahli filsafat
Unversitas Koningsburg, Jerman yang memiliki pandangan seperti Varenius. Dia
memandang bahwa Ilmu Pengetahuan dapat dipandang dari tiga pandangan yang
berbeda, yaitu
Ilmu Pengetahuan yang menggolongkan fakta berdasarkan objek yang diteliti. Disiplin yang mempelajari kategori ini disebut "ilmu pengetahuan sistematis", seperti ilmu botani yang mempelajri tumbuhan, Geologi yang mempelajari kulit bumi, dan Sosiologi yang mempelajari manusia, terutama golongan sosial. Menurut Kant, pendekatan yang
dipergunakan dalam ilmu pengetahuan sistematis adalah studi tentang kenyataan.
Ilmu Pengetahuan yang menggolongkan fakta berdasarkan objek yang diteliti. Disiplin yang mempelajari kategori ini disebut "ilmu pengetahuan sistematis", seperti ilmu botani yang mempelajri tumbuhan, Geologi yang mempelajari kulit bumi, dan Sosiologi yang mempelajari manusia, terutama golongan sosial. Menurut Kant, pendekatan yang
dipergunakan dalam ilmu pengetahuan sistematis adalah studi tentang kenyataan.
Secara
sistematis, Kant membagi Geografi menjadi :
1. Mathematical
Geography (Geografi Matematis) : yang berisi keterangan tentang
gambaran bumi sebagai suatu massa dari sistem Tata Surya.
2. Moral
Geography (Geografi Moral) : yaitu uraian yang berisi gambaran tentang
cara dan adat istiadat manusia di berbagai daerah di muka bumi.
3. Political
Geography (Geografi Politik) : yaitu uraian yang berisi gambaran
tentang kesatuan-kesatuan negara di dunia yang didasarkan atas sistem
pemerintahan.
4. Physical
Geography (Geografi Fisis) : yaitu uraian yang berisikan gambaran tentang
bumi dan bagian-bagiannya termasuk hewan, veerasi dan mineral.
5. Merchantile
Geography (Geografi Perdagangan) : yaitu uraian yang berisikan gambaran
tentang pola hubungan ekonomi penduduk dan bangsa-bangsa di dunia.
Geografi
akhir abad ke 19 – Abad ke 20
Pusat perhatian Geografi pada akhir abad ke-19
adalah terhadap iklim, tumbuhan, dan hewan, serta terhadap bentang alam.
Kebanyakan ahli geografi pada periode ini memperdalam Geologi dan mempergunakan
metode geologi dalam penyelidikannya. Sebaliknya geografi manusia menjadi
semakin lemah. Pada akhir abad ke-19, geografi manusia masih bercorak geografi
Ritter tanpa adanya perspektif baru. Kenyataan ini mungkin disebabkan karena
kedudukan Ritter sebagai tokoh geografi di Universitas Berlin setelah
kematiannya pada tahun 1859 untuk waktu yang lama tidak ada yang
menggantikannya. Demikian juga di Inggris, sejak pengunduran diri Alexander
Maconochie di tahun 1830-an menyebabkan geografi di negara tersebut tidak
berkembang.
Mayor Wisley Powell
Meski
di Universitas geografi manusia tidak memperoleh kemajuan tetapi di luar
universitas tidak demikian. Di Amerika Serikat, Mayor Wisley Powell (1834-1902) mempelajari bentang alam dan
sumberdaya air untuk menyarankan penggunaan tanah di suatu tempat dengan
sebaik-baiknya.
Ahli
Geografi lainnya dari Amerika Serikat, yaitu George Peskins Marsh (1801-1882) mempunyai perhatian khusus pada
pentingnya mengkonservasi sumberdaya. Pada pendahuluan bukunya yang berjudul
Man and Nature, or Physical Geography as Modified by Human Action (1864), Marsh
berpendapat bahwa Van Humboldt dan Ritter merupakan tokoh aliran baru dalam
Geografi yang pernah mengatakan bahwa "seberapa jauh keadaan lingkungan
fisikal mempengaruhi kehidupan sosial dan kemajuan sosial". Kemudian pada
diri Marsh timbul pertanyaan "Bagaimana manusia mengubah permukaan bumi
?" dalam hal ini Marsh ingin menekankan bukan permukaan bumi yang
menentukan kehidupan yang lebih baik, namun keadaan yang lebih jelek akan
terjadi apabila manusia merusak lingkungan alamnya.
Semoga Bermanfaat .......