Pengertian pencak silat sangatlah
luas tergantung bagaimana seseorang memandang dari sudut mana mereka memandang
berdasarkan disiplin ilmunya. Seperti halnya pengertian pencak silat, seseorang
yang akan mendefinisikan memang harus benar-benar faham akan dunia pencak
silat. Arti umum dari pencak silat itu sendiri adalah, gerak bela diri untuk
mempertahankan diri dari lingkungan sekitar dengan berlandaskan iman dan taqwa.
Beberapa pengertian pencak silat
menurut Wongsonegoro, Koesoepangat, Maryono, dan tokoh-tokoh pendiri IPSI
(dalam Sucipto, 2007: 119), diantaranya adalah:
· Wongsonegoro
ketua IPSI yang pertama menyatakan, Pencak adalah gerakan serang-bela yang
berupa tari dan berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu, yang bias
dipertunjukkan didepan umum.
· Koesoepangat,
mengatakan Pencak sebagai gerak bela diri tanpa lawan, dan Silat sebagai bela
diri yang tidak boleh dipertandingkan.
· Maryono
menyimpulkan bahwa, yang menjadi criteria untuk membedakan arti ‘Pencak’ dan
‘Silat’ adalah apakah sebuah gerakan itu boleh ditonton atau tidak.
·
Tokoh-tokoh pendiri IPSI akhirnya sepakat untuk tidak membedakan pengertian Pencak dengan Silat, karena kedua kata tersebut memang mempunyai pengertian yang sama. Kata Pencak maupun Silat sama-sama mengandung pengertian kerohanian, irama, keindahan dan kiat maupun praktek, kinerja atau aplikasinya.
Tokoh-tokoh pendiri IPSI akhirnya sepakat untuk tidak membedakan pengertian Pencak dengan Silat, karena kedua kata tersebut memang mempunyai pengertian yang sama. Kata Pencak maupun Silat sama-sama mengandung pengertian kerohanian, irama, keindahan dan kiat maupun praktek, kinerja atau aplikasinya.
Dari pernyataan-pernyataan di
atas dapat disimpulkan bahwa, pencak silat adalah gerakan yang berirama dan
dapat diperagakan didepan umum apabila sifatnya tidak dalam bentuk kekerasan
(komedi), sedangkan yang bersifat kekerasan (menangkis, menyerang, mengunci dan
lain-lain), tidak dapat diperagakan didepan umum. Akan tetapi, seiring dengan
berkembangkannya ilmu bela diri, peragaan pencak silat sekarang sekarang dapat
dipertontonkan untuk khalayak umum. Itupun tetap dalam jalur yang telah
ditetapkan oleh PB. IPSI, yaitu di dalam arena pertandingan saja.
Ciri
Gerakan Pencak Silat Indonesia
Pencak silat berkembang dan terpadu
dalam budaya dan adat istiadat tradisional masyarakat Indonesia. Di beberapa
daerah, pencak silat masih memegang peranan penting dalam kegiatan upacara adat
dan dijaga kelestariannya melalui sesepuh-sesepuh masyarakat setempat. Menurut
Sucipto (2007: 120), meskipun terdapat berbagai aliran pencak silat di
Indonesia, namun pada dasarnya memiliki cirri-ciri umum yang sama, yaitu :
Pencak silat mempergunakan seluruh
bagian tubuh dan anggota badan dari kuku pada ujung jari-jari atau tangan
sampai dengan rambut (terutama wanita) untuk membela diri.
Pencak silat dilakukan dengan
tangan kosong atau dengan senjata.
Pencak silat tidak memerlukan
senjata tertentu, benda apapun dapat dijadikan senjata (kayu, batu, pasir,
paying, saputangan, tas, tusuk konde, sandal, selendang, dan sebagainya).
Pencak silat lahir dan tumbuh
serasi dengan: alam sekitarnya, alat istimewa, adab sopan
santunnya,temperamennya/ watak dan kepribadian suku bangsanya, agama atau
kepercayaan dan kebatinannya.
Meskipun ada ciri-ciri umum
diatas, setiap daerah mempunyai cirri khas masing-masing yang disebabkan oleh
pengaruh budaya, keadaan wilayah dan kepribadian serta pendidikan setempat.
Tujuan
Pencak Silat
Pencak silat mengandung empat
aspek. Setiap aspek pencak silat menggambarkan tujuan, satu sama lain merupakan
satu kesatuan. Menurut Sucipto (2007: 121), ke empat aspek tersebut yang
mendasari pengembangan pencak silat menjadi 4 tujuan, yakni:
Pengembangan pendidikan mental
spiritual
Pencak silat juga merupakan
sarana yang ampuh untuk pembinaan mental spiritual, terutama untuk mewujudkan
budi pekerti yang luhur. Pencak silat telah menunjukkan jati dirinya dan telah
terbukti membentuk kepribadian yang kokoh bagi para pengikutnya. Seorang
pesilat harus mempu menjaga, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai dasar
ketekunan, kesabaran, kejujuran, kepahlawanan, kepatuhan dan kesetiaan. Bela
diri pencak silat bertujuan untuk, mengembangkan aspek akhlak dan rohani
(pendidikan mental spiritual) :
Bertakwa kepada Tuhan YME dan
berbudi luhur. Tenggang rasa, percaya diri sendiri dan berdisiplin. Cinta
bangsa dan tanah air. Persaudaraan, pengendalian diri dan tanggung jawab
sosial. Solidaritas sosial, mengejar kemampuan serta membela kejujuran,
kebenaran dan keadilan. Pengembangan aspek bela diri
Pencak
silat beladiri bertujuan untuk mengembangkan aspek bela diri yaitu terampil
dalam gerak efektif untuk menjamin keselamatan/ kesiapsiagaan fisik dan mental
yang dilandasi sikap ksatria, tanggap, dan mengendalikan diri. Hal ini berarti
adanya kewajiban untuk :
- Berani menegakkan kejujuran, kebenaran dan keadilan.
- Tahan uji dan tabah didalam menghadapi cobaan dan godaan.
- Tanggap, peka, cermat dan tepat didalam menelaah permasalahan yang dihadapi maupun dalam mengatasinya.
- Selalu melaksanakan ilmu padi dan menjauhkan diri dari sikap dan perilaku sombong.
Pencak silat untuk pengembangan
seni
Pada dasarnya pencak silat dapat
juga dikatakan sebagai pencak silat bela diri yang indah. Pada saat diperlukan
pencak silat seni dapat difungsikan kembali ke asalnya menjadi pencak silat
bela diri. Pencak silat seni memiliki nilai estetika, orientasinya keindahan
dalam arti luas yang meliputi keselarasan dan keserasian.
Berkaitan dengan nilai estetika
tadi, maka pencak silat seni dapat dievaluasi berdasarkan ketentuan estetika
sebagai berikut, yakni “Wiraga, Wirama, dan Wirasa” (Bahasa Jawa) sebagai
kesatuan. Kata Wi mempunyai arti bermutu atau bagus. Wiraga berarti penampilan
tehnik sikap dan gerak dengan rapih dan tertib. Wirama berarti penampilan
tehnik sikap dan gerak dengan irama yang serasi dan jika itu diiringi dengan
music, ia bersifat kontekstual. Wirasa berarti penampilan tehnik sikap dan
gerak dengan penataan (koreografi) yang menarik.
Pencak
silat untuk pengembangan olahraga
Pencak
silat sebagai olahraga bertujuan untuk mengembangkan aspek olahraga, yaitu
terampil dalam gerak efektif untuk menjamin kesehatan jasmani dan rohani yang
dilandasi hasrat hidup sehat.
Hal ini
berarti kesadaran untuk :
- Berlatih dan melaksanakan olahraga pencak silat sebagai bagian kehidupan sehari-hari.
- Selalu menyempurnakan prestasi jika, latihan dan pelaksanaan olahraga tersebut berbentuk pertandingan.
- Menjunjung tinggi sportifitas.
Dari aspek-aspek
diatas, dapat disimpulkan bahwa pencak silat mengutamakan hubungan yang
seimbang antara Tuhan, sesama manusia dan lingkungannya. Semua itu ditetapkan
dalam pembelajaran pencak silat agar berjalan selaras dan seimbang untuk bias
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat