Jenis Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Kelas

 Dalam buku “Effective Teaching” Daniel dan David Reynold menyatakan bahwa Diskusi Dalam Kelas dapat membantu mencapai 3 tujuan pembelajaran :

Pertama :

Meningkatkan keikutsertaan dan kegiatan siswa dalam pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan suaranya.

Kedua :

Membantu Siswa dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik dengan cara memberikan kesempatan untuk menyatakan pemikiran mereka

Ketiga :

Membantu siswa untuk meningkatkan kecakapan dalam berkomunikasi

Hal ini bisa meningkatkan kecakapan dalam bermusyawarah, menguji tingkat pengetahuan masing masing, belajar menghargai pendapat orang lain dan mengembangkan cara berpikir & bersikap secara ilmiah.

Kelemahan dari metode ini pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan, kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian dan membutuhkan waktu yang lama.

JENIS JENIS METODE DISKUSI

BUZZ GROUP :

Suatu kelas yang besar dibagi kedalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang, tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat, diskusi ini dapat dilakukan di tengah tengah atau akhir.

FISH ROWT :

Diskusi yang terdiri dari beberapa peserta yang dipimpin oleh seorang Ketua, tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan 2 atau 3 kursi kosong menghadap peserta, seolah olah menjaring Ikan dalam sebuah Mangkuk (Fish Bowl), kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong, lalu kektua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ke tempat semula.

WHOLE GROUP :

Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jumlah anggota tidak lebih dari 15 anggota

SYNDICATE GROUP :

Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang, Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek aspeknya, lalu tiap kelompok petugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpulan untuk dilaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.

SIMPOSIUM :

Suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal, pembahasan dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya telah menyiapkan suatu prasarana dan pembicara yang lain untuk mengemukakan prasarana banding atau sanggahan suatu pokok persoalan yang disorot dari beberapa aspek.

Dimana masing masing dibacakan oleh Prasarana kemudian diikuti sanggahan dan pandangan umum dari para Audience, moderator mengkordinasikan jalannya pembicaraan, bahasan dan sanggahan itu dilanjutkan dan dirumuskan oleh panitia perumus.

INFORMAL DEBATE :

Kelas dibagi menjadi 2 team yang agak sama besarnya untuk memperdebatkan suatu bahan yang problematis tanpa memperhatikan peraturan diskusi.

BRAINSTROMING :

Merupakan suatu diskusi dimana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide ide baru terhadap suatu masalah tertentu, dibawah seorang Ketua, semua Ide ide yang sudah masuk dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut urutan tertentu, suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.

PANEL :

Merupakan suatu diskusi orang orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan dipimpin oleh seorang Moderator, para panelis dihadapkan kepada para peserta yang hanya berfungsi sebagai pendengar, maksudnya untuk memberikan stimulus kepada para peserta akan adanya masalah masalah yang masih perlu dipecahkan

COLLOQIMIN :

Suatu kegiatan dimana siswa dihadapkan pada Nara Sumber untuk mengajukan pertanyaan, selanjutnya menggabung pertanyaan pertanyaan tambahan dari siswa siswa yang lain, Pelajaran dengan maksud untuk menjelaskan bahan pelajaran yang telah diterima Pimpinan Diskusi dapat dipegang oleh Guru itu sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberikan kesempatan kepada siswa untuk  belajar menjadi Pemimpin, Kecakapan memimpin diskusi memang harus dilatih, bila kita menginginkan keberhasilan diskusi.

Jika orang belum punya pengalaman memimpin diskusi cepat atau lambat akan mencapai kebingungan jika pembicaraan telah mengarah jauh dari pokok masalah. Misalnya orang yang senang bicara akan menguasai semua pembicaraan, sehingga tidak memberi kesempatan kepada orang yang lain untuk menyatakan pendapatnya.

Jika para siswa belum paham tata cara diskusi, mereka akan berbicara serempak atau spontan untuk menanggapi suatu topik yang menurut mereka menarik.

Dari beberapa hal diatas, Prof. DR. Winarno Surakhmad dalam buku “Metodelogi Guruan Nasional” menjelaskan 3 peranan Pemimpin Diskusi, yaitu :

Pertama : Pengatur Lalu Lintas

Kedua : Dinding Penangkis

Ketiga : Penunjuk jalan

Pemimpin sebagai pengatur lalu lintas memiliki hak untuk :

• Menunjukkan pertanyaan pertanyaan kepada anggota
• Menjaga agar tidak semua anggota bicara secara serempak
• Mencegah “dikuasainya” pembicaran oleh orang orang tertentu yang memiliki kebiasaan mendominasi keadaan
• Membuka kesempatan bagi anggota yang “Pemalu” dan cenderung pendiam atau minder untuk berani menyampaikan Suara mereka
• Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleh semua pendengar.

Semoga Bermanfaat ........