Bahasa latin dari Belimbing Wuluh “Oxalidaceae” dan berasal dari marga “Averrhoa”, tanaman ini
terdiri dari 2 jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa Carambola) dan belimbing
asam (Averrhoa bilimbi) atau lazim disebut Belimbing Wuluh atau masyarakat kita
menyebutnya dengan Belimbing sayur.
Tanaman ini mudah ditanam, baik di dataran rendah ataupun di
dataran tinggi hingga mencapai 500 meter diatas permukaan air laut, cara budi
daya juga bisa menggunakan biji atau dengan cara dicangkok.
Tanaman ini biasa dikategorikan sebagai “Apotik Hidup”,
buahnya mirip ketimun dengan ukuran jauh lebih kecil, berbentuk lonjong dengan
kulit yang tipis dan halus serta berwarna hijau kekuningan, panjang dari buah
ini berkisar 4 cm sampai dengan 6 cm, tinggi pohon rata rata 5 sampai 10 meter,
batangnya bergelombang dan tidak rata.
Banyak yang meyakini, bahwa buah ini berasal dari daerah
“Kepulauan Maluku”, dimana pada akhirnya mulai menyebar merata di seluruh
wilayah Indonesia & beberapa Negara Negara di Asia Tenggara, bahkan
ditemukan juga di Sri Lanka,….…… mungkin karena itulah akhirnya nama dari
belimbing wuluh ini disesuaikan dengan kebiasaan warga.
Seperti halnya di Madura disebut “Blimbhing Buluh”, lalu di Jawa
disebut Belimbing Wuluh, Limeng (Aceh), Balimbing (Batak), Balimbieng (Padang),
Selemeng (Gayo), Calincing Wulet (Sunda) dan lain sebagainya.
KANDUNGAN GIZI
Tanaman ini mengandung Zat kimia yaitu Saponin, Tanin,
Glukocide, Kalsium Oksalat, Sulfur, Asam Format, Perocksidase, Kalsium Oksalat
serta Kalsium Sitrat.
Di China di yakini, bahwa tanaman ini dapat digunakan
sebagai “Peluruh” Batu Empedu, Anti Radang, Peluruh Kencing serta berguna
sebagai zat astringen.
Buahnya selain mengandung zat zat yang tersebut diatas, juga
mengandung Vitamin A, Vitamin C, mengandung serat makanan, dan berguna sebagai
Analgesic dan Duiretik, bahkan daunnya pun mengandung Tanin, Sulfur, Asam
Sulfat, Perocksidase, Kalsium Oksalat dan Kalsium Sitrat.
MANFAAT LAINNYA
Pada masakan masyarakat Aceh, buah ini sering digunakan
sebagai bumbu masakan, salah satu kebiasaan masayarakat Aceh adalah
mengeringkan buah ini atau biasa disebut Asam Sunti, fungsinya selain penyedap
rasa juga digunakan untuk mengawetkan Ikan dan Daging.
Selain biasa diolah sebagai sirup atau manisan, buah ini
dapat bermanfaat sebagai pengobatan tradisional, misalnya untuk penderita
diabetes, belimbing wuluh dapat melancarkan air kencing, dan bagi penderita
Hypertensi dapat berguna untuk menurunkan tekanan darah.
Selain itu berguna untuk obat Batuk Rejan, Asma, Sariawan
(Gusi Berdarah), ini disebabkan karena kandungan Vitamin C-nya cukup tinggi
(berkisar 26 mg per 100 gram).
Berguna juga
untuk mengobati sakit gigi berlubang, menghilangkan jerawat, Panu, gangguan
pencernaan dan Radang Rektum.
Bunga-nya juga
diyakini untuk obat sariawan dan batuk, daunya bisa untuk obat sakit perut,
tekanan darah tinggi rematik dan gondongan (Parotitis) dan Zat Asam Oksalat
yang terkandung didalamnya sangat baik bagi penderita Ginjal.
Pada masyarakat
Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat, Belimbing wuluh juga berguna sebagai
pembersih senjata tajam, mulai dari Pedang, Tombak, dan Keris,...... tujuannya
agar senjata tersebut bisa terbebas dari karat dan tidak tumpul pada saat
digunakan
Kok bisa gitu
???.......... Ya, karena belimbing wuluh mengandung ”Kalsium Oksalat” yang bisa
menghilangkan karat pada besi, baja dan logam !