Menurut Roestiyah
(2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana
peserta didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian basil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mernpunyai tujuan agar
peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau
persoalanpersoalan
yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Peserta didik juga dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah.
Dengan eksperimen peserta didik
menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien
dan elektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Dalam eksperimen setiap peserta didik harus mengadakan
percobaan, maka jumlah alat dan bahan mata pelajaran percobaan harus
cukup bagi tiap peserta didik.
1.Agar eksperimen itu tidak gagal dan peserta didik
menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya
tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan
percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
2.Dalam eksperimen peserta didik perlu teliti dan
konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka
perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga menemukan pembuktian kebenaran dari
teori yang dipelajari itu.
3.Peserta didik dalam eksperimen adalah sedang
belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka
disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan
jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen
itu.
4.Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti
masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan
manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga
masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Prosedur eksperimen
menurut Roestiyah (2001:81) adalah :
1. Perlu
dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami
masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Memberi
penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat sertaa bahan bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat,
urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
3. Selama
eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan peserta didik. Bila perlu
memberi saran atau penanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4. Setelah
eksperimen selesai guru haris mengumpulkan hasil penelitian peserta didik,
mendiskusikan di kelas dan mengevaluasi
dengan tes atau tanya jawab.
Metode eksperimen menurut Djamarah
(2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses
belajar mengajar dengan metode eksperimen, peserta didik diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, keadaan atai proses sesuatu. Dengan demikian peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran atau mencoba mencari sesuatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Kelebihan metode
eksperimen menurut Djamarah :
1.Membuat
peserta didik Iebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya.
2.Dalam membimbing peserta didik untuk membuat
terobosan-terobosan baru
dengan penemuan hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3.Hasil-hasil
percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Kekurangan metode
eksperimen menurut Djamarah :
1.Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang
sains dan teknologi.
2.Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadang kala mahal.
3.Metode
ini menuntut ketelitian, keuletan dan kesabaran.
4.Setiap
percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada
faktor faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampaun atau
pengendalian.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendang
(2003;81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk
pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang
dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreatifitas secara optimal.
Peserta didik diberi kesempatan untuk
menyusun sendiri konsep konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat
diaplikasikan dalam kehidupannya.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut
Palendeng
(2003;82) meliputi tahap tahap sebagai berikut :
1.Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan
percobaan yang
di demonstrasikan guru atau dengan mengamati fenornena alam, Demonstrasi ini
menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan
dipelajari.
2.Pengamatan,
merupakan kegiatan peserta didik saat guru melakukan percobaan. Peserta didik
diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
Hipotesis
awal, Peserta didik dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil
pengamatannya.
3.Verifikasi,
kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan
dilakukan melalui kerja kelompok. Peserta didik diharapkan merumuskan hasil
percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
4.Aplikasi
konsep setelah peserta didik merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya
diaplikasikan dalam kehidupannya, kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang
telah dipelajari.
5.Evaluasi
merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajam
dengan metode eksperimen akan membantu peserta didik untuk memahami konsep.
Pemahaman konsep dapat diketahui apabila
peserta didik mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam Kehidupannya. Dengan kata lain, peserta didik memiliki kemampuan untuk
menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait
dengan pokok bahasan.
Metode eksperimen
menurut Al-Farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu
masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada
prinsip metode ilmiah.
Metode
Diskusi (Discussion Method)
Metode diskusi menurut Muhibbin Syah (2000)
adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
solving). Metode ini ini juga disebut sebagai diskusi kelompok (group
discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode
diskusi diaplikasikan dalam proses belaiar mengajar untuk :
1.Mendorong
peserta didik berpikir kritis.
2.Mendorong
peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
3.Mendorong
peserta didik menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
4.Mengambil
satu alternatif jawaban atau beherapa altematif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang
seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1.Menyadarkan peserta didik bahwa masalah
dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
2.Menyadarkan peserta didik bahwa dengan
berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga
dapat diperoleh keputusan yang Iebih baik.
3.Membiasakan peserta didik untuk
mendengarkan pendapat orang lain sekalipun 4.berbeda dengan pendapatnya dan
membiasakan bersikap toleransi.
Menurut (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
1.Tidak
dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
2.Peserta
diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3.Dapat
dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4.Biasanya orang menghendaki pendekatan yang
lebih formal
Diskusi menurut Eng
Tek ( 2001: 27) adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat pemunculan
ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran.
Kelebihan metode diskusi :
1.Suasana
kelas hidup, sebab peserta didik mengarahkan pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
2.Peserta
didik berlatih kritis untuk mempertimbangkan pendapat temantemannya, kemudian
menentukan sikap, menerima, menolak atau tidak berpendapat sama sekali.
3.Dapat meningkatkan prestasi kepribadian individual
seperti toleransi, sikap demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis
dan sebagainya.
Kelemahan metode diskusi :
1.Diskusi
pada umunmya dikuasai oleh peserta didik yang gemar berbicara.
2.Bagi
peserta didik yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari
tanggung jawab.
3.Banyak
waktu terpakai, tapi hasilnya kadang-kadang tidak seperti yang diharapkan.
4.Sukar
dapat digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar, tetapi bukan tidak mungkin.
Cara mengatasi kelemahan metode diskusi ada
beberapa cara yang dapat diupayakan antara lain dengan memperhatikan
persyaratan berikut :
1.Tingkat
kemampuan peserta didik.
2.Tingkat
kesukaran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dibimbing langsung oleh
guru.
3.Kalau
pimpinan diskusi diberikan kepada peserta didik hendaknya diatur secara
bergiliran.
4.Guru
tidak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada peserta didik, perlu
bimbingan dan kontrol.
5.Guru
mengusahakan seluruh peserta didik ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi.
6.Diusahakan
supaya peserta didik mendapat giliran berbicara dan peserta didik lain belajar
bersabar mendengarkan pendapat temannya.
No comments:
Post a Comment