10.2.13

Pembelajaran Kooperatif Metode Eksperimen & Metode Diskusi


Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana peserta didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu      mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian basil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mernpunyai tujuan agar peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan­persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Peserta didik juga dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen peserta didik menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan elektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Dalam eksperimen setiap peserta didik harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan mata pelajaran percobaan harus cukup bagi tiap peserta didik.


1.Agar eksperimen itu tidak gagal dan peserta didik menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

2.Dalam eksperimen peserta didik perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.

3.Peserta didik dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.

4.Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah :
1. Perlu dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2.  Memberi penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat sertaa bahan ­bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
3. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan peserta didik. Bila perlu memberi saran atau penanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru haris mengumpulkan hasil penelitian peserta didik, mendiskusikan di kelas  dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atai proses sesuatu. Dengan demikian peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari sesuatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.

Kelebihan metode eksperimen menurut Djamarah :
1.Membuat peserta didik Iebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2.Dalam membimbing peserta didik untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3.Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Kekurangan metode eksperimen menurut Djamarah :
1.Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
2.Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadang kala mahal.
3.Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan kesabaran.
4.Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampaun atau pengendalian.

Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendang (2003;81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreatifitas secara optimal.

Peserta didik diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003;82) meliputi tahap tahap sebagai berikut :
1.Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang di demonstrasikan guru atau dengan mengamati fenornena alam, Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.
2.Pengamatan, merupakan kegiatan peserta didik saat guru melakukan percobaan. Peserta didik diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
Hipotesis awal, Peserta didik dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
3.Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Peserta didik diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
4.Aplikasi konsep setelah peserta didik merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya, kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
5.Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.  Penerapan pembelajam dengan metode eksperimen akan membantu peserta didik untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila peserta didik mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam Kehidupannya. Dengan kata lain, peserta didik memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

Metode eksperimen menurut Al-Farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.

Metode Diskusi (Discussion Method)
Metode diskusi menurut Muhibbin Syah (2000) adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini ini juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belaiar mengajar untuk :
1.Mendorong peserta didik berpikir kritis.
2.Mendorong peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
3.Mendorong peserta didik menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
4.Mengambil satu alternatif jawaban atau beherapa altematif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1.Menyadarkan peserta didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
2.Menyadarkan peserta didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang Iebih baik.
3.Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun 4.berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.

Menurut (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
1.Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
2.Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3.Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4.Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal

Diskusi menurut Eng Tek ( 2001: 27) adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran.

Kelebihan metode diskusi :
1.Suasana kelas hidup, sebab peserta didik mengarahkan pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
2.Peserta didik berlatih kritis untuk mempertimbangkan pendapat teman­temannya, kemudian menentukan sikap, menerima, menolak atau tidak berpendapat sama sekali.
3.Dapat meningkatkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.

Kelemahan metode diskusi :
1.Diskusi pada umunmya dikuasai oleh peserta didik yang gemar berbicara.
2.Bagi peserta didik yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
3.Banyak waktu terpakai, tapi hasilnya kadang-kadang tidak seperti yang diharapkan.
4.Sukar dapat digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar, tetapi bukan tidak mungkin.

Cara mengatasi kelemahan metode diskusi ada beberapa cara yang dapat diupayakan antara lain dengan memperhatikan persyaratan berikut :
1.Tingkat kemampuan peserta didik.
2.Tingkat kesukaran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dibimbing langsung oleh guru.
3.Kalau pimpinan diskusi diberikan kepada peserta didik hendaknya diatur secara bergiliran.
4.Guru tidak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada peserta didik, perlu bimbingan dan kontrol.
5.Guru mengusahakan seluruh peserta didik ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi.
6.Diusahakan supaya peserta didik mendapat giliran berbicara dan peserta didik lain belajar bersabar mendengarkan pendapat temannya.






No comments:

Apa Yang Anda Cari ?