1.12.10

Teori Teori Motivasi



Teori motivasi adalah suatu pandangan tentang cara atau sistem pemberian motivasi, yang sampai batas-batas tertentu bersifat normatif, dalam arti didalamnya terdapat prinsip-prinsip, norma-norma yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam memberikan motivasi kepada orang-orang, atau kelompok tertentu. Ada 3 macam teori tentang motivasi ini yang sangat dikenal, yaitu (1) Teori Kebutuhan Maslow, (2) Teori Dua Faktor Herzberg, dan (3) Teori Kebutuhan McClelland.
Teori Kebutuhan dari Abraham H. Maslow
”Motivasi adalah tindakan atau tingkah laku suatu organisasi pada suatu saat tertentu biasanya ditentukan oleh kebutuhan yang mendesak. Oleh karena itu bagi setiap pimpinan nampaknya perlu mempunyai suatu pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan yang sangat penting bagi manusia pada umumnya”.
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Maslow yaitu teori motivasi yang berdasarkan pada hirarki kebutuhan secara individu yang membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan. Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan kebutuhan tersebut setelah kebutuhan yang lebih rendah (sebelumnya) terpuaskan.
Milkovic and Bondreu mengemukakan mengenai inti dari teori Maslow adalah :
·         Physiological needs : the need to food, drink, sheller, and relief from pain.
·         Safety and security needs : the need for freedom from threat, that is, the security from threating events or surroundings.
·         Social needs : the need for friendship, affiliation, interaction, belonging ness, and love.
·         Esteem needs : the needs for self-esteem and also a need for recognition or respect from others.
·         Self actualization needs : the need to full fill oneself by maximizing the use of abilities, skill, and potential. (Maslow, Abraham, H, 1994:167)
Menurut Maslow kebutuhan utama manusia terdapat pada tingkatan paling bawah atau pertama, yaitu kebutuhan fisiologis yaitu terdiri dari kebutuhan untuk makan, minum, perumahan dan lain sebagainya. Kebutuhan pada tingkat kedua berupa kebutuhan keselamatan dan keamanan yaitu diantaranya kebutuhan perlindungan dari bahaya, ancaman dan sebagainya. Kebutuhan pada tingkat ketiga adalah kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan rasa cinta kasih, kepuasan dalam menjalin hubungan dengan yang lain, kepuasan diterima oleh kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan, saling hormat menghormati, kasih sayang, dan sebagainya. Kebutuhan tingkat keempat berupa kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan berprestasi. Kebutuhan pada tingkat kelima adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan pemenuhan dan pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri, dan melakukan apa yang paling cocok serta penyelesaian pekerjaan secara mandiri.
Maslow mengemukakan bahwa seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih pokok sebelum mengarahkan perilaku untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan-kebutuhan itu saling menopang satu sama lainnya. Suatu kebutuhan yang lebih rendah tidak lalu hilang bila kebutuhan yang lebih tinggi muncul. Hal yang paling penting dalam pemikiran Maslow yaitu kebutuhan yang telah dipenuhi akan menurun daya motivasinya dibandingkan kebutuhan yang belum dipenuhi, kebutuhan yang telah terpenuhi tersebut masih mempengaruhi perilaku, hanya intensitasnya lebih kecil.
Teori Dua Faktor dari Frederich Herzberg
“Motivasi adalah suatu kekuatan pendorong dibalik perilaku manusia. Motivasi menjuruskan daya upaya ke arah pekerjaan”.
Herzberg membagi kebutuhan menjadi dua kategori, yaitu faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfies atau instrict motivation dan faktor pemeliharaan (maintenance factor) yang disebut dengan dissatisfier atau extrinsic motivation (Gibson, James L, John Ivancevich and James H., Donnely, 1996:144). Pengertian masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut :
·         Dissatisfiers atau hygiene atau extrinsic factors yaitu serangkaian kondisi ekstrinsik, yaitu merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia dan kesehatan. Faktor ini disebut juga sebagai sumber ketidakpuasan (dissatisfier) yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, dimana faktor ini meliputi kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, serta mutu dan supervisi dari hubungan interpersonal di antara teman sejawat dan antara atasan dan bawahan. Apabila kondisi tersebut di atas tidak ada dalam lingkup pekerjaannya, maka dapat menimbulkan rasa tidak puas para pegawai.
·         Satisfiers atau motivators atau intrinsic factor, berarti faktor ini bersumber dari dalam diri seorang pegawai. Faktor motivator ini merupakan kondisi yang mampu memuaskan dan mendorong seorang pegawai untuk bekerja lebih giat. Faktor motivator ini meliputi prestasi yang diraih (achievement), pengakuan yang lain (recognition), tanggung jawab (responsibility), peluang untuk maju (advancement), kepuasan kerja itu sendiri (the work it self), dan kemungkinan pengembangan karier (the possibility of growth). Apabila kondisi tersebut terdapat dalam pekerjaan, maka akan menggerakkan motivasi yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik.

Jadi penemuan penting dari hasil penelitian Herzberg ini adalah bahwa manajer perlu memahami faktor-faktor apa yang dapat digunakan untuk memotivasi para karyawan. Sedangkan faktor pemeliharaan sebagai faktor negatif dapat mengurangi ketidakpuasan kerja dan menghindarkan masalah, tetapi tidak akan dapat digunakan untuk memotivasi bawahan dan hanya faktor positiflah yang dapat digunakan untuk memotivasi para karyawan.

Teori Kebutuhan dari McClelland
McClelland menyatakan bahwa seseorang dianggap merupakan motivasi untuk berprestasi apabila ia mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu hanya untuk bisa berprestasi lebih baik dibanding dengan prestasi orang lain. (Reksohadiprojo, Sukanto dan T. Hani Handoko, 1998:208).
McClelland membagi kebutuhan pokok yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam instansi menjadi 3 (tiga) yaitu :
The Need for affiliation (n.Aff)
N.Aff atau kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan-kebutuhan manusia agar selalu bisa berhubungan dengan individu lain atau dengan lingkungannya, kebutuhan afiliasi ini mirip dengan kebutuhan sosial dan Maslow.
The need for power (n.Pow)
Kebutuhan kekuasaan (n.Pow) adalah kebutuhan manusia untuk selalu bisa tumbuh dan berkembang, kebutuhan kekuasaan mirip dengan kebutuhan akan penghargaan dari Maslow.
The need for Achievement (n.Ach)
Kebutuhan akan prestasi atau n.Ach (Achievement) merupakan kebutuhan manusia untuk bisa berprestasi, kebutuhan prestasi ini mirip dengan kebutuhan aktualisasi diri dari Maslow.
Kaitan dari hirarki kebutuhan individu yang dijelaskan oleh Maslow, Herzberg dan McClelland dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
·         Dari ketiga teori motivasi tersebut diatas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori motivasi dari Maslow, dengan alasan :
·         Teori motivasi Maslow dapat digunakan untuk memotivasi semua tingkatan karyawan, sedangkan teori motivasi dari Herzberg lebih tepat digunakan untuk memotivasi tingkatan manajer.
·         Teori motivasi McClelland hanya sedikit memperhatikan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman.

Apa Yang Anda Cari ?